Sebut Wanita Perokok Tak Layak Dinikahi
Dalam akun twitternya, motivator terkenal Mario Teguh memposting bahwa perempuan yang suka dugem dan merokok tidak layak untuk dinikahi. Tentu saja hal itu menuai protes. Menurut Sosiolog Universitas Padjajaran Momon Sudarma, kata-kata yang dilontarkan Mario dalam akun twitter itu tidaklah tepat.
"Kalau menurut saya, ia terjebak dalam persepsi pribadi," tutur Momon ketika berbincang dengan detikbandung Minggu (21/2/2010).
Ditambahkan Momon, reaksi negatif yang timbul akibat postingan Mario adalah suatu hal yang wajar. "Dia memposting di situs jejaring sosial yang banyak diakses orang. Kalau postingannya mengundang resistensi, itu saya kira wajar saja," terang Momon.
Menurutnya, di kota-kota besar seperti Bandung dan Jakarta, merokok dan dugem adalah bagian dari gaya hidup. "Masalah merokok atau dugem itu kan tidak bisa berdiri sendiri. Ini berkaitan dengan masalah sosial juga. Apalagi di kota besar seperti Bandung atau Jakarta. Dua hal itu kan biasa dilihat. Bahkan sudah menjadi gaya hidup," tutur Momon.
Momon juga menuturkan, tindakan Mario baru bisa diterima bila tujuan yang dimaksud untuk menyuarakan hidup sehat.
"Kecuali yang dia lakukan untuk memberikan reaksi kejut pada masyarakat untuk menyuarakan kesehatan atau gaya hidup sehat. Tapi konteks kalimatnya tidak seperti itu," tutup Momon.
Di akun twitternya Sabtu (20/2/2010) malam, Mario menyebut bahwa perempuan yang suka merokok, dugem, dan sebagainya tidak layak untuk dinikahi.
Dalam akun twitternya, motivator terkenal Mario Teguh memposting bahwa perempuan yang suka dugem dan merokok tidak layak untuk dinikahi. Tentu saja hal itu menuai protes. Menurut Sosiolog Universitas Padjajaran Momon Sudarma, kata-kata yang dilontarkan Mario dalam akun twitter itu tidaklah tepat.
"Kalau menurut saya, ia terjebak dalam persepsi pribadi," tutur Momon ketika berbincang dengan detikbandung Minggu (21/2/2010).
Ditambahkan Momon, reaksi negatif yang timbul akibat postingan Mario adalah suatu hal yang wajar. "Dia memposting di situs jejaring sosial yang banyak diakses orang. Kalau postingannya mengundang resistensi, itu saya kira wajar saja," terang Momon.
Menurutnya, di kota-kota besar seperti Bandung dan Jakarta, merokok dan dugem adalah bagian dari gaya hidup. "Masalah merokok atau dugem itu kan tidak bisa berdiri sendiri. Ini berkaitan dengan masalah sosial juga. Apalagi di kota besar seperti Bandung atau Jakarta. Dua hal itu kan biasa dilihat. Bahkan sudah menjadi gaya hidup," tutur Momon.
Momon juga menuturkan, tindakan Mario baru bisa diterima bila tujuan yang dimaksud untuk menyuarakan hidup sehat.
"Kecuali yang dia lakukan untuk memberikan reaksi kejut pada masyarakat untuk menyuarakan kesehatan atau gaya hidup sehat. Tapi konteks kalimatnya tidak seperti itu," tutup Momon.
Di akun twitternya Sabtu (20/2/2010) malam, Mario menyebut bahwa perempuan yang suka merokok, dugem, dan sebagainya tidak layak untuk dinikahi.
0 komentar:
Post a Comment
No Spam, ada spam saya hapus