Slideshow

Artikel Terbaru

Pages

Showing posts with label Inspirasi Bisnis. Show all posts
Showing posts with label Inspirasi Bisnis. Show all posts

Sunday, June 12, 2011

Bisa Jadi Jutawan Berkat Bisnis Aplikasi Android!


DEPOK - Android adalah sistem operasi mobile yang dikembangkan dengan versi modifikasi dari Linux yang saat ini dikembangkan oleh Google. Sebagai software berbasis open source, Android menyediakan ribuan aplikas gratis yang bisa dimiliki dengan mudah.

Ternyata, saat ini bisnis aplikasi android mulai dilirik oleh masyarakat. Salah satunya, adalah Ibnu Sina alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB) yang berbisnis aplikasi Android hingga kini menjadi jutawan.

Ibnu menuturkan, berawal dari aplikasi android berupa kamus, semakin berkembang hingga mencapai 70 ribu per-download. Setiap bulan, uang yang dihasilkannya bisa mencapai rata-rata Rp 3 juta.
“Setiap mengklik saya dapat 0,4 dolar dan per bulan bisa Rp3 juta, bahkan saya sebelum lulus sudah bisnis Android, hingga saya tak mengambil ijazah dan saya tidak pernah bekerja di perusahaan dan tak pernah tahu caranya melamar kerja,” tuturnya di Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI), Kampus Depok, Selasa (07/06/11).

Menurutnya, saat ini aplikasi yang tengah menjadi trend adalah seputar makanan, social fashion, ataupun informasi publik lainnya. Sedikitnya dari penghasilan bisnis Android, 60 persen akan dinikmati oleh pihak developer, sisanya atau 40 persen masuk kepada Google.

Manager VAS dan Content IM2 Andri Fisaterdi mengatakan platform smartphone berbasis open source yang diperkenalkan Google tersebut melatarbelakangi peluncuran i-Store. Yakni layanan penyedia aplikasi dan game android , baik yang berbayar maupun yang gratis.

“i-Store targetnya masih edukasi, belum finansial, tetapi target kami ada 500 aplikasi, saat ini masih 300 aplikasi, yang jelas ini bisnis, dan bisnis ini bisa menghasilkan menjadi jutawan,” tandas Andri.

_________

"While this application was a trend is about food, social fashion, or other public information. At least from the Android business income, 60 percent will be enjoyed by the developers, the remainder or 40 percent go to Google.

READ MORE - Bisa Jadi Jutawan Berkat Bisnis Aplikasi Android!

Tuesday, May 3, 2011

‘Think Like an Entrepreneur’

Berikut ini wawancara dari Yahoo! Indonesia dengan Sandiaga Uno, salah satu dari pengusaha muda sukses di Indonesia, kisah bagaimana dia jatuh bangun hingga kini menjadi salah satu pengusaha muda sukses! sungguh inspiratif dan memotivasi!

Salah satu pengusaha muda paling kaya di Indonesia Sandiaga Salahuddin Uno bercerita soal jatuh bangun membangun usaha dan pendapatnya mengenai peluang usaha yang masih terbuka di Indonesia. Ditemui Yahoo! Indonesia di kantornya di Jakarta Selatan, Sandiaga mengaku sempat mendapatkan cobaan yang membuatnya berpikir untuk menyerah.

T: Apa kesibukan Anda sekarang?

J: Aku fokus di Kadin, tapi tahun ini lebih banyak ke pengembangan bisnis. Banyak waktuku habis di Saratoga tapi di Recapital juga masih menduduki jabatan. Juga sebagai komisaris di beberapa anak usaha, ikut membantu tapi nggak day to day, hanya big picture dan strategy, dan memantau sebagai pemegang saham.

T: Anda kan terpilih sebagai salah satu orang terkaya dan termuda di Indonesia versi majalah Forbes, bagaimana sih kisah suksesnya?
J: Memulai usaha itu, hampir semua orang termasuk saya tak pernah terpikir bahwa 10 atau 14 tahun ke depan akan mencapai pencapaian seperti ini. Bagi saya bisnis itu adalah survival mode. Betul-betul terpaksa karena di-PHK. Ada krisis tahun 1997-1998 yang memaksa banyak perusahaan melakukan PHK dan saya salah satunya. Tapi itu ternyata membuka satu peluang di tengah-tengah krisis tersebut. Kalau dilihat potretnya sekarang memang sukses tapi ketika dilihat sejarahnya, banyak jatuh bangun. Ini yang saya alami, kesulitan membangun usaha sangat terasa dalam tahun-tahun pertama sampai tiga tahun pertama.

Sandiaga Salahuddin Uno. Foto: Tempo/Mazmur A Sembiring

T: Apa perubahan yang terbesar dari karyawan menjadi pengusaha?

J: Sebagai pengusaha, kita harus mengubah paradigma dari seorang karyawan yang biasanya-- walaupun memberi yang terbaik-- pada akhir bulan sudah dijamin dengan segala tunjangan dan gaji yang bakal ada di rekening koran. Itu membentuk sifat karyawan yang tidak suka mengambil risiko. Seorang pengusaha jatuh bangun karena bisnis penuh risiko. Kami melihat bagaimana tanggung jawab membesarkan perusahaan dan menciptakan lapangan kerja itu tidak mudah. (Baca juga: Rahasia Sikap Mental Pengusaha)

Pada tahun-tahun pertama itu --Recapital maupun Saratoga-- saya mengalami susahnya menjalin usaha. Sulitnya mendapatkan kepercayaan dari klien dan investor. Ada suatu periode yang cukup lama, enam bulan kami sama sekali tidak mendapat order. Sampai terpikir apakah benar langkah kami menjadi pengusaha? Apakah memang mental kami lebih cocok jadi karyawan?

Tapi dengan kerja keras dan pantang menyerah, alhamdulillah. Itu nasihat orang tua selalu, ketika kita kerja keras tanpa pamrih dan ikhlas, rejeki yang akan menghampiri. Itu yang kami percaya terus.

Walaupun awalnya kami susah, jatuh bangun, hampir beberapa kali tak bisa bayar gaji pegawai. Kami jalani terus dan alhamdulillah sekarang sudah bisa membiayai 2 grup, Recapital dan Saratoga. Kami sekarang punya pondasi yang kuat dan bisa memberikan pekerjaan kepada 20 ribu karyawan.

T: Apa titik balik dari saat jatuh bangun tersebut menjadi usaha yang pondasinya kuat?

J: Titik baliknya saya rasa sekitar 4-5 tahun setelah mulai menapak jadi pengusaha. Saya melihat bahwa ternyata kalau kita berikan 100 persen dan full comitment terhadap usaha hasilnya akan baik. Para pelanggan, klien, nasabah maupun investor yang mempercayai kami untuk mengelola dana maupun perusahaan yang kami beri advice untuk melakukan restrukturisasi bisa memberikan kepercayaan.

Melihat sosok pengusaha muda, rupanya mereka tidak serta merta menilai pengusaha muda minim pengalaman. Ternyata mereka akan memberikan kepercayaan kalau pengusaha mudanya bisa menyerap begitu banyak pengalaman, bisa menghasilkan solusi dari permasalahan keuangan dan bisnis yang mereka hadapi.

T: Apakah Anda sempat berpikir untuk menyerah?

J: Tahun ketiga itu memang sempat terpikir untuk meneruskan atau mundur. Waktu itu sedang susah-susahnya melihat ada klien yang tak bayar tagihan, susah memotivasi karyawan. Ada seribu pertanyaan di kepala kami, teruskan atau mundur.

Di situlah keteguhan dan loyalitas entrepreneur diuji. Apakah dia loyal terhadap tujuan menjadi entrepreneur. Tujuan saya waktu itu adalah sukses dan memberi manfaat yang lebih untuk sekitar dengan menciptakan lapangan kerja. Kalau kita fokus dan loyal di tujuan kita, insya allah kita akan mendapatkan titik balik di tujuan tersebut.

T: Saat Anda dipecat tahun 1997, apa ketakutan terbesar saat itu?

J: Waktu itu saya baru punya keluarga. Saya berpikir bagaimana kasih makan anak saya. Anak saya waktu itu baru berumur beberapa bulan. Saya sudah dibiasakan selama 8 tahun bekerja dan menerima income rutin dan nggak pusing terhadap uang belanjaan. Tiba-tiba saya mendapati kenyataan ini. Dunia betul betul gelap, pekat. Seperti nggak ada solusi.Akhirnya saya putuskan, survival insting saja, kembali ke Indonesia. Saya kembali ke rumah orang tua, karena rumah saya ludes. Harta saya habis dijaminkan ke bank untuk investasi di pasar saham. Waktu itu semua saham kan jebol.

Saya putus asa, tak percaya diri, teman-teman saya memandang saya lain. Di kultur kita kegagalan dianggap sebagai akhir dari segalanya. Padahal di dunia entrepreneur, kegagalan adalah akhir dari suatu chapter yang baru. Chapter yang akan dimulai adalah dimana seseorang bisa belajar dari kegagalan dan menjadikannya sebagai anak tangga menuju kesuksesan.

T: Siapa yang paling berjasa dalam momen kebangkitan Anda?

J: Keluarga pastinya. Momen kebangkitan ini kalau saya nggak punya istri dan orang tua yang memberi kesempatan dan memberi dukungan, doa. Saya beruntung ketemu teman SMA saya Rosan (Rosan Perkasa Roeslani, Direktur Utama PT Recapital Advisors) dan kami memulai Recapital. Saya juga beruntung dipertemukan lagi dengan pak Edwin Suryajaya yang sudah saya kenal 5 tahun sebelumnya. Kami mulai menata bisnis apa yang menurut saya akan bisa berkembang. Bisnis yang bukan hanya survival tapi juga usaha yang akan memberi penghidupan pada orang banyak. Saya selain berhutang budi kepada ibu saya juga pada pak William Suryajaya yang memberikan mentorship selama 2 tahun intensif, tentang bagaimana pengusaha tidak hanya mencari keuntungan tapi juga menjadi aset bangsa, saya belajar banyak soal itu.

T: Apakah peluang industri ekstraktif di Indonesia masih terbuka?

J: Masih terbuka luas, lihat saja kita nomor satu pengekspor batubara thermal di dunia, emas mungkin nomor dua. Kakao kita nomor dua, kelapa sawit nomor satu, tembaga juga sangat potensial. Semua sumber mineral penting yang akan dipakai oleh produk industri dapat ditemui di Indonesia, semua itu belum digarap. Jadi peluangnya masih terbuka lebar. Tapi saya ingin mengajak pengusaha yang bergerak di bidang sumber daya alam untuk melihat bagaimana meng-capture nilai tambahnya di Indonesia. Selain memberikan pajak lebih besar, tapi juga memberi yang lebih besar kepada rakyat.

T: Kemiskinan di Indonesia masih tinggi, bagaimana cara mengatasinya?

J: Kemiskinan hanya bisa disolusikan dengan memberdayakan rakyat yang masih on the bottom of the pyramids, mereka dengan pendapatan di bawah 2 dolar sehari. Bagaimana memberdayakan mereka? Dengan memberikan peluang. Bagaimana berikan peluang? Menurut saya masalah kelompok bottom of the pyramids adalah peluang. Kita harus bisa menghadirkan peluang dalam bentuk akses pada microfinance. Tiba-tiba teman-teman di bottom of the pyramids ini punya alat untuk menangkap peluang tersebut.

Makanya kita sebut sekarang lebih dari 42 juta unit usaha mikro kecil menegah yang telah lahir di Indonesia. 60 persen pendapatan domestik bruto disumbang UMKM, yang disebut bottom itu. Nah dengan memberi microfinance maka tiba-tiba hadir semua peluang pada mereka. Di situ adalah cikal bakal mereka melahirkan suatu usaha yang bisa mengangkat harkat martabat mereka dan menaikkan derajat mereka dari bottom of the pyramids ke kelas menengah.

T: Kuncinya wiraswasta?

J: Kuncinya entrepreneurship. dan ini saya sudah bicara di kampus, SMA-SMA. Think like an entrepreneur. memang nggak semua orang harus jadi entrepreneur, tapi berpikirlah sebagai seorang wirausaha untuk mengatasi berbagai masalah dalam keseharian kita. Bagaimana kita melihat peluang yang terus ada di balik setiap krisis. Bagaimana kita menghadapi hidup dengan penuh komitmen dan tak mudah putus asa. itu kan sifat-sifat dari seorang pengusaha.

Kalau punya kemampuan hadirkan pola pikir itu kepada akademisi, birokrat, pegawai pemerintah, pegawai swasta, maka akan terbentuk culture kewirausahaan, maka inovasi bangsa akan meningkat dan perekonomian pada ujungnya akan menghasilkan nilai growth rate yang lebih tinggi untuk bangsa tersebut. Indonesia hanya punya 0,18 persen populasi yang menjadi enterpreneur, kalau tak salah kurang dari 500 ribu. Tugas kita untuk pada 2020 mencetak setidaknya 5 juta entrepreneur yang sanggup mengisi pembangunan dan menciptakan lapangan kerja.

T: Jika masyarakat sudah menjadi entrepreneur dan sejahtera, lalu di mana peran pemerintah?

J: Pemerintah posisinya tak seperti zaman sebelum krisis, di mana ada keterbatasan sumber daya, keterbatasan dana. Tugas pemerintah adalah menghadirkan iklim dunia usaha yang paling kondusif di mana perizinan dipermudah, anak-anak muda yang punya ide dalam hitungan 3 hari dapat meregistrasi ide tersebut dan memulai usahanya atau mendirikan perusahaannya. Kalau mendirikan perusahaan sudah dibuat begitu mudah, juga bagaimana memberikan akses permodalan yang paling baik terhadap perusahaan-perusahaan ini.

Terakhir kemampuan pengusaha untuk berinovasi, bagaimana human capacity pengusaha ini. Kalau tiga aspek ini bisa diberikan, pemerintah tak perlu terlalu repot memberi budget besar pada setiap sektor usaha. Cukup diberi insentif, cukup diberi iklim yang sangat ramah terhadap kegiatan dunia usaha, akan tumbuh dengan sendirinya.

T: Apa masalah terbesar pemerintah dalam memberi iklim yang kondusif buat dunia usaha?

J: Pemerintah juga harus menyelesaikan masalah infrastruktur yang dihadapi karena indonesia adalah negara yang infrastrukturnya sangat lemah. Mengirim barang dari Surabaya ke Jakarta lebih mahal daripada dari Surabaya ke Hongkong, padahal jaraknya sangat berbeda. Tapi karena infrastruktur lemah ini menggerus daya saing dunia usaha. Saya yakin kalau pengusaha bahu membahu dan pemerintah maka ekonomi kita bisa tumbuh 8-10 persen dan indonesia bisa menjadi bukan hanya Macan Asia tapi juara dunia dan ada beberapa pandangan bahwa Indonesia akan jadi ekonomi terbesar di Asia tahun 2050.

sumber : Yahoo!

____________

Finally the ability of entrepreneurs to innovate, how the human capacity of this business. If these three aspects can be given, the government did not have too much trouble to give a big budget in every business sector. Given enough incentive, enough given the climate that is friendly to the activities of the business world, will grow by itself.

READ MORE - ‘Think Like an Entrepreneur’

Tuesday, November 23, 2010

Start an Internet Business Franchise The Right Way


If you have an entrepreneurial spirit, perhaps you have explored starting an internet business franchise. It's a can of worms with so many different opportunities.

Many people just don't know where to start and there are an increasing number of scams and rubbish schemes out there.

Many people don't follow their original dream because they start to despair. Yet a bit of training can help you focus and point you in the right direction.

You need to invest well and train yourself with a devotion of the highest kind. But let's just do a reality check. Not everyone is up to the challenge of owning their own business. Here are a few pointers about doing your due diligence.

It's clear that seeking out ways to be your own boss by starting a new business is a strong move in today's challenging economy.

But few people understand the economics of a profitable business model. How do you know if a particular internet business franchise opportunity is legitimate? Do you know the different options available to you?

Let's start with an example of the internet business franchise owner's lifestyle.

Just think, instead of fretting about premises, stock products, employees, fighting the commute to work, thinking about whether you'll ever be wealthy and live the entrepreneurial lifestyle with an internet businessfranchise, imagine this scenario...

You wake up, pour yourself a coffee and have breakfast with the kids. You switch on your computer, run through your daily tasks and decide when to work, when to take a break, when to call people, when to do your training. You're your own boss.

That's the true lifestyle of an online entrepreneur.

Yet it's not for all.

On a personal level, an internet business franchise is not for the faint-hearted. Not everyone is up to the challenge of owning their own business.

Are you someone who likes being told what work to do, when to do it, you need to follow rather than lead?

Being successful on the internet takes dedication and perseverance. Quit and you risk losing all that you invested - and you certainly don't want to do that over and over by choosing the wrong opportunity.

For sure, old type franchises are risky investments these days.

Not all franchise opportunities are created equal! Before investing a several thousand dollars (or more) into a "proven" internet business franchise model, you want to be totally secure in what you are getting involved in.

Here's how to do your due diligence.

Make sure you go online to research the different business and read reviews from people who have tried specific things. For sure you'll find people who always like to gripe, but reading between the lines, you'll pick up a good or bad vibe about an opportunity.

Hop onto Facebook or MySpace and check out individuals or companies, you can usually clear up any doubts and identify any red flags from the community of internet business owners.

You can check out any company with the Better Business Bureau and whether they are in good standing with them. You will know for sure who is legitimate and who is just out there to cheat you out of potentially thousands of investment funds.

For more information about how to start an internet business franchise without losing your shirt or mortgaging your home, make sure you check out the resource box below and follow the link within it.
READ MORE - Start an Internet Business Franchise The Right Way

Saturday, November 20, 2010

Ke Mana Perginya Kulit Hewan Kurban?


Jakarta - Penyembelihan hewan kurban seperti kambing, sapi, dan kerbau merupakan salah satu bagian dari peringatan Hari Raya Idul Adha yang dilakukan oleh umat Islam, termasuk di Indonesia tiap tahunnya.

Namun setelah hewan-hewan selesai dipotong, apa yang terjadi dengan kulit-kulit hewat tersebut?

Haji Abdul Bari atau lebih dikenal sebagai haji Adun adalah salah seorang pemborong kulit hewan skala besar yang cukup populer di kalangan pedagang maupun tukang potong hewan kurban.

Tanpa menaruh papan nama yang menunjukkan jenis usahanya, masyarakat di sekitar tempat tinggalnya di Jalan Angsana, Pejaten, Jakarta Selatan akan langsung menunjuk suatu lapangan besar bila ditanya lokasi pengumpulan kulit.

"Haji Adun tidak bisa ditemui hari-hari ini, dia sibuk ngurus macam-macam, mungkin minggu depan baru bisa," kata Sohar, seorang asistennya, memperlihatkan skala kesibukan haji Adun.

Menurut Sohar, bos-nya sudah terkenal di daerah Jakarta, Tangerang, hingga Rangkasbitung, Banten sebagai pengumpul kulit hewan sehingga tidak perlu mendatangi ke tiap lokasi pemotongan. Tukang potong akan mengantar kulit-kulit itu.

"Bisa disebut sebagai tengkulak kulit hewanlah," kata Dede, anak kedua haji Adun.

Tidak lama berselang, datang dua orang menaiki sepeda motor dengan dua karung berisi kulit hewan kurban, masing-masing kulit kambing dan sapi.

Kulit-kulit kambing itu lantas diperiksa oleh Sohar untuk melihat apakah ada kulit yang apkir --walau pengertian apkir sesungguhnya adalah ditolak, namun di sini lebih diartikan dalam kondisi rusak-- baru transaksi dilakukan.

"Kulit yang apkir dibeli murah, lima ribu per lembar, tapi kalau kulit yang bagus antara lima belas ribu sampai dua pulu ribu per lembar," kata Sohar yang sudah ikut membantu haji Adun sejak 1972.

Kulit yang apkir adalah kulit kambing yang berlubang karena tidak rapi saat memotong atau kulit kambing yang sakit.Kulit sapi dihargai delapan ribu per kilonya.

"Kulit sapi itu ada dua macam, sapi putih yang biasa dan sapi coklat dari Sumbawa, yang lebih besar itu kulit sapi putih," jelas Sohar lagi.

Pada saat hari raya Idul Adha seperti sekarang ini, usaha haji Adun bisa menampung hingga lebih dari 10.000 lembar kulit kambing dan lebih dari 10 ton kulit sapi.

"Kalau mau lihat kulit lebih banyak lagi datang saja sore atau malam, nanti ada yang mengantar dari berbagai daerah pakai truk, tapi baiknya kulit diantar tidak lebih dari magrib karena kalau lewat jam enam bisa berisiko busuk," kata Sohar.

Sohar mengatakan mereka menerima penjualan partai kecil."Dari 1-2 lembar kulit kan bisa jadi banyak," tambah Sohar.

Kulit-kulit tersebut kemudian diberi garam agar tidak membusuk.

"Kami sudah menyiapkan berkarung-karung garam agar kulit tidak membusuk karena pabrik baru mengambil antara 3-11 hari setelah hari pemotongan," kata Dede.

Pabrik yang dimaksud adalah industri yang menggunakan kulit sebagai bahan dasarnya seperti pabrik sepatu, sandal, jaket, maupun makanan.

"Kalau kulit domba itu ke pabrik jaket, nah kambing ke pabrik sandal dan sepatu, kalau kulit kerbau baru ke pabrik kerupuk," kata Sohar lalu terkekeh.

Menurut Sohar, usaha haji Adun hanya menjual ke satu pihak yang kemudian mendistribusikan kulit-kulit tersebut ke pabrik-pabrik.

"Pabrik-pabriknya banyak, ada di Bandung, Cianjur, dan banyak juga di Jawa Timur, tapi dari sini ya satu jalur saja jadi saya tidak tahu nanti produknya dipasarkan ke mana," kata laki-laki asal Boyolali itu.

"Mereka nanti kirim truk ke sini untuk mengangkut kulit-kulit, jadi kami hanya tunggu saja, biasanya pabrik mengirim dua kali dalam satu bulan" kata Dede.

Selain mengumpulkan kulit, haji Adun juga menjual hewan kurban seperti kambing, sapi, dan kerbau.

"Jadi usaha haji Adun memang dagang hewan, kalau bukan masa Idul Adha tetap berjualan buat aqiqah --kenduri untuk anak yang baru lahir dengan menyembelihan hewan--," kata Dede, "Tetap beli kulit juga, tapi ya tidak sebanyak kalau Idul Adha, hari biasa paling 250 lembar kulit kambing," tambah Dede.

Pada hari-hari biasa, kulit kambing dijual 25 ribu per kulitnya.

Untung Besar
Pengumpul kulit kambing lain di daerah Lenteng Agung, Yuhyi yang juga berjualan hewan kurban pun menjadi tempat tukang potong hewan kurban menjual kulit hewan kurban.

"Saya tidak mengumpulkan tiap hari, hanya saat Idul Adha saja, jadi jualan kulit ini seperti bonus- lah," kata Yuhyi.

Selang beberapa saat, seseorang menarik gerobak yang penuh dengan kulit-kulit kambing. Muatan itu kemudian diperiksa dan dihitung oleh salah seorang anak Yuhyi.

"Kalau kulit untung-untungan, kadang sudah diperiksa di sini bagus tapi ternyata di pengumpul besar baru ketahuan apkir, kadang berat di sini juga dengan timbangan di sana berbeda," kata Yuhyi.

Pengumpul besar yang ia maksudkan adalah Haji Adun.

"Saya mah gak kuat usaha ngumpulin kulit, Haji Adun tuh yang usahanya sudah besar dan langsung jual ke pabrik, bertruk-truk pula," tambah Yuhyi.

Menurutnya, cara pembayaran pabrik tidaklah kontan, tapi berupa giro yang tidak dapat langsung diuangkan. Di sisi lain sudah ada pengeluaran besar untuk memperoleh kulit-kulit tersebut dan biaya pengawetan.

"Bayangkan kalau harus beli ribuan lembar atau berton-ton kulit ditambah harus menggarami agar tidak busuk tapi tidak langsung dibayar lunas, wah butuh uang miliaran, gak kuat saya," jelasnya.

Sohar memang tidak merinci omset usahanya saat hari raya kurban, namun selisih yang ia jual ke pabrik biasanya 1-5 ribu per lembar atau per kilo, bergantung pada jenis kulit, misalnya kulit domba lebih mahal dari kulit kambing.

Memang selisihnya terlihat kecil ditambah masih menyediakan biaya garam untuk mengawetkan kulit, namun bila kulit yang didapat hingga beberapa truk atau berton-ton, maka keuntungan haji Adun pada Idul Adha tentulah besar.

"Keuntungannya memang lumayan, tapi butuh modal besar juga," tambah Sohar.

Kulit-kulit yang dikumpulkan dan dibawa ke pabrik tersebut ikut mendukung pertumbuhan industri kulit dan produk kulit Indonesia, terlebih kulit sapi jawa (Java box) dikenal sebagai salah satu kulit terbaik di dunia.

Indonesia memiliki potensi usaha produk kulit yang beragam, contohnya industri penyamakan kulit; industri barang kulit yang mencakup tas, dompet, ikat pinggang; industri alas kaki; industri garmen berupa jaket, sarung tangan; industri perlengkapan rumah dan industri kerajinan antara lain berupa wayang, kaligrafi, dan assesoris.

Pun pada 2009 Indonesia menjadi produsen sepatu kulit (kasual) ke-4 terbesar dunia setelah India.
READ MORE - Ke Mana Perginya Kulit Hewan Kurban?
Ping your blog in here