Slideshow

Artikel Terbaru

Pages

Showing posts with label motivasi dan alasan. Show all posts
Showing posts with label motivasi dan alasan. Show all posts

Tuesday, May 3, 2011

‘Think Like an Entrepreneur’

Berikut ini wawancara dari Yahoo! Indonesia dengan Sandiaga Uno, salah satu dari pengusaha muda sukses di Indonesia, kisah bagaimana dia jatuh bangun hingga kini menjadi salah satu pengusaha muda sukses! sungguh inspiratif dan memotivasi!

Salah satu pengusaha muda paling kaya di Indonesia Sandiaga Salahuddin Uno bercerita soal jatuh bangun membangun usaha dan pendapatnya mengenai peluang usaha yang masih terbuka di Indonesia. Ditemui Yahoo! Indonesia di kantornya di Jakarta Selatan, Sandiaga mengaku sempat mendapatkan cobaan yang membuatnya berpikir untuk menyerah.

T: Apa kesibukan Anda sekarang?

J: Aku fokus di Kadin, tapi tahun ini lebih banyak ke pengembangan bisnis. Banyak waktuku habis di Saratoga tapi di Recapital juga masih menduduki jabatan. Juga sebagai komisaris di beberapa anak usaha, ikut membantu tapi nggak day to day, hanya big picture dan strategy, dan memantau sebagai pemegang saham.

T: Anda kan terpilih sebagai salah satu orang terkaya dan termuda di Indonesia versi majalah Forbes, bagaimana sih kisah suksesnya?
J: Memulai usaha itu, hampir semua orang termasuk saya tak pernah terpikir bahwa 10 atau 14 tahun ke depan akan mencapai pencapaian seperti ini. Bagi saya bisnis itu adalah survival mode. Betul-betul terpaksa karena di-PHK. Ada krisis tahun 1997-1998 yang memaksa banyak perusahaan melakukan PHK dan saya salah satunya. Tapi itu ternyata membuka satu peluang di tengah-tengah krisis tersebut. Kalau dilihat potretnya sekarang memang sukses tapi ketika dilihat sejarahnya, banyak jatuh bangun. Ini yang saya alami, kesulitan membangun usaha sangat terasa dalam tahun-tahun pertama sampai tiga tahun pertama.

Sandiaga Salahuddin Uno. Foto: Tempo/Mazmur A Sembiring

T: Apa perubahan yang terbesar dari karyawan menjadi pengusaha?

J: Sebagai pengusaha, kita harus mengubah paradigma dari seorang karyawan yang biasanya-- walaupun memberi yang terbaik-- pada akhir bulan sudah dijamin dengan segala tunjangan dan gaji yang bakal ada di rekening koran. Itu membentuk sifat karyawan yang tidak suka mengambil risiko. Seorang pengusaha jatuh bangun karena bisnis penuh risiko. Kami melihat bagaimana tanggung jawab membesarkan perusahaan dan menciptakan lapangan kerja itu tidak mudah. (Baca juga: Rahasia Sikap Mental Pengusaha)

Pada tahun-tahun pertama itu --Recapital maupun Saratoga-- saya mengalami susahnya menjalin usaha. Sulitnya mendapatkan kepercayaan dari klien dan investor. Ada suatu periode yang cukup lama, enam bulan kami sama sekali tidak mendapat order. Sampai terpikir apakah benar langkah kami menjadi pengusaha? Apakah memang mental kami lebih cocok jadi karyawan?

Tapi dengan kerja keras dan pantang menyerah, alhamdulillah. Itu nasihat orang tua selalu, ketika kita kerja keras tanpa pamrih dan ikhlas, rejeki yang akan menghampiri. Itu yang kami percaya terus.

Walaupun awalnya kami susah, jatuh bangun, hampir beberapa kali tak bisa bayar gaji pegawai. Kami jalani terus dan alhamdulillah sekarang sudah bisa membiayai 2 grup, Recapital dan Saratoga. Kami sekarang punya pondasi yang kuat dan bisa memberikan pekerjaan kepada 20 ribu karyawan.

T: Apa titik balik dari saat jatuh bangun tersebut menjadi usaha yang pondasinya kuat?

J: Titik baliknya saya rasa sekitar 4-5 tahun setelah mulai menapak jadi pengusaha. Saya melihat bahwa ternyata kalau kita berikan 100 persen dan full comitment terhadap usaha hasilnya akan baik. Para pelanggan, klien, nasabah maupun investor yang mempercayai kami untuk mengelola dana maupun perusahaan yang kami beri advice untuk melakukan restrukturisasi bisa memberikan kepercayaan.

Melihat sosok pengusaha muda, rupanya mereka tidak serta merta menilai pengusaha muda minim pengalaman. Ternyata mereka akan memberikan kepercayaan kalau pengusaha mudanya bisa menyerap begitu banyak pengalaman, bisa menghasilkan solusi dari permasalahan keuangan dan bisnis yang mereka hadapi.

T: Apakah Anda sempat berpikir untuk menyerah?

J: Tahun ketiga itu memang sempat terpikir untuk meneruskan atau mundur. Waktu itu sedang susah-susahnya melihat ada klien yang tak bayar tagihan, susah memotivasi karyawan. Ada seribu pertanyaan di kepala kami, teruskan atau mundur.

Di situlah keteguhan dan loyalitas entrepreneur diuji. Apakah dia loyal terhadap tujuan menjadi entrepreneur. Tujuan saya waktu itu adalah sukses dan memberi manfaat yang lebih untuk sekitar dengan menciptakan lapangan kerja. Kalau kita fokus dan loyal di tujuan kita, insya allah kita akan mendapatkan titik balik di tujuan tersebut.

T: Saat Anda dipecat tahun 1997, apa ketakutan terbesar saat itu?

J: Waktu itu saya baru punya keluarga. Saya berpikir bagaimana kasih makan anak saya. Anak saya waktu itu baru berumur beberapa bulan. Saya sudah dibiasakan selama 8 tahun bekerja dan menerima income rutin dan nggak pusing terhadap uang belanjaan. Tiba-tiba saya mendapati kenyataan ini. Dunia betul betul gelap, pekat. Seperti nggak ada solusi.Akhirnya saya putuskan, survival insting saja, kembali ke Indonesia. Saya kembali ke rumah orang tua, karena rumah saya ludes. Harta saya habis dijaminkan ke bank untuk investasi di pasar saham. Waktu itu semua saham kan jebol.

Saya putus asa, tak percaya diri, teman-teman saya memandang saya lain. Di kultur kita kegagalan dianggap sebagai akhir dari segalanya. Padahal di dunia entrepreneur, kegagalan adalah akhir dari suatu chapter yang baru. Chapter yang akan dimulai adalah dimana seseorang bisa belajar dari kegagalan dan menjadikannya sebagai anak tangga menuju kesuksesan.

T: Siapa yang paling berjasa dalam momen kebangkitan Anda?

J: Keluarga pastinya. Momen kebangkitan ini kalau saya nggak punya istri dan orang tua yang memberi kesempatan dan memberi dukungan, doa. Saya beruntung ketemu teman SMA saya Rosan (Rosan Perkasa Roeslani, Direktur Utama PT Recapital Advisors) dan kami memulai Recapital. Saya juga beruntung dipertemukan lagi dengan pak Edwin Suryajaya yang sudah saya kenal 5 tahun sebelumnya. Kami mulai menata bisnis apa yang menurut saya akan bisa berkembang. Bisnis yang bukan hanya survival tapi juga usaha yang akan memberi penghidupan pada orang banyak. Saya selain berhutang budi kepada ibu saya juga pada pak William Suryajaya yang memberikan mentorship selama 2 tahun intensif, tentang bagaimana pengusaha tidak hanya mencari keuntungan tapi juga menjadi aset bangsa, saya belajar banyak soal itu.

T: Apakah peluang industri ekstraktif di Indonesia masih terbuka?

J: Masih terbuka luas, lihat saja kita nomor satu pengekspor batubara thermal di dunia, emas mungkin nomor dua. Kakao kita nomor dua, kelapa sawit nomor satu, tembaga juga sangat potensial. Semua sumber mineral penting yang akan dipakai oleh produk industri dapat ditemui di Indonesia, semua itu belum digarap. Jadi peluangnya masih terbuka lebar. Tapi saya ingin mengajak pengusaha yang bergerak di bidang sumber daya alam untuk melihat bagaimana meng-capture nilai tambahnya di Indonesia. Selain memberikan pajak lebih besar, tapi juga memberi yang lebih besar kepada rakyat.

T: Kemiskinan di Indonesia masih tinggi, bagaimana cara mengatasinya?

J: Kemiskinan hanya bisa disolusikan dengan memberdayakan rakyat yang masih on the bottom of the pyramids, mereka dengan pendapatan di bawah 2 dolar sehari. Bagaimana memberdayakan mereka? Dengan memberikan peluang. Bagaimana berikan peluang? Menurut saya masalah kelompok bottom of the pyramids adalah peluang. Kita harus bisa menghadirkan peluang dalam bentuk akses pada microfinance. Tiba-tiba teman-teman di bottom of the pyramids ini punya alat untuk menangkap peluang tersebut.

Makanya kita sebut sekarang lebih dari 42 juta unit usaha mikro kecil menegah yang telah lahir di Indonesia. 60 persen pendapatan domestik bruto disumbang UMKM, yang disebut bottom itu. Nah dengan memberi microfinance maka tiba-tiba hadir semua peluang pada mereka. Di situ adalah cikal bakal mereka melahirkan suatu usaha yang bisa mengangkat harkat martabat mereka dan menaikkan derajat mereka dari bottom of the pyramids ke kelas menengah.

T: Kuncinya wiraswasta?

J: Kuncinya entrepreneurship. dan ini saya sudah bicara di kampus, SMA-SMA. Think like an entrepreneur. memang nggak semua orang harus jadi entrepreneur, tapi berpikirlah sebagai seorang wirausaha untuk mengatasi berbagai masalah dalam keseharian kita. Bagaimana kita melihat peluang yang terus ada di balik setiap krisis. Bagaimana kita menghadapi hidup dengan penuh komitmen dan tak mudah putus asa. itu kan sifat-sifat dari seorang pengusaha.

Kalau punya kemampuan hadirkan pola pikir itu kepada akademisi, birokrat, pegawai pemerintah, pegawai swasta, maka akan terbentuk culture kewirausahaan, maka inovasi bangsa akan meningkat dan perekonomian pada ujungnya akan menghasilkan nilai growth rate yang lebih tinggi untuk bangsa tersebut. Indonesia hanya punya 0,18 persen populasi yang menjadi enterpreneur, kalau tak salah kurang dari 500 ribu. Tugas kita untuk pada 2020 mencetak setidaknya 5 juta entrepreneur yang sanggup mengisi pembangunan dan menciptakan lapangan kerja.

T: Jika masyarakat sudah menjadi entrepreneur dan sejahtera, lalu di mana peran pemerintah?

J: Pemerintah posisinya tak seperti zaman sebelum krisis, di mana ada keterbatasan sumber daya, keterbatasan dana. Tugas pemerintah adalah menghadirkan iklim dunia usaha yang paling kondusif di mana perizinan dipermudah, anak-anak muda yang punya ide dalam hitungan 3 hari dapat meregistrasi ide tersebut dan memulai usahanya atau mendirikan perusahaannya. Kalau mendirikan perusahaan sudah dibuat begitu mudah, juga bagaimana memberikan akses permodalan yang paling baik terhadap perusahaan-perusahaan ini.

Terakhir kemampuan pengusaha untuk berinovasi, bagaimana human capacity pengusaha ini. Kalau tiga aspek ini bisa diberikan, pemerintah tak perlu terlalu repot memberi budget besar pada setiap sektor usaha. Cukup diberi insentif, cukup diberi iklim yang sangat ramah terhadap kegiatan dunia usaha, akan tumbuh dengan sendirinya.

T: Apa masalah terbesar pemerintah dalam memberi iklim yang kondusif buat dunia usaha?

J: Pemerintah juga harus menyelesaikan masalah infrastruktur yang dihadapi karena indonesia adalah negara yang infrastrukturnya sangat lemah. Mengirim barang dari Surabaya ke Jakarta lebih mahal daripada dari Surabaya ke Hongkong, padahal jaraknya sangat berbeda. Tapi karena infrastruktur lemah ini menggerus daya saing dunia usaha. Saya yakin kalau pengusaha bahu membahu dan pemerintah maka ekonomi kita bisa tumbuh 8-10 persen dan indonesia bisa menjadi bukan hanya Macan Asia tapi juara dunia dan ada beberapa pandangan bahwa Indonesia akan jadi ekonomi terbesar di Asia tahun 2050.

sumber : Yahoo!

____________

Finally the ability of entrepreneurs to innovate, how the human capacity of this business. If these three aspects can be given, the government did not have too much trouble to give a big budget in every business sector. Given enough incentive, enough given the climate that is friendly to the activities of the business world, will grow by itself.

READ MORE - ‘Think Like an Entrepreneur’

Saturday, April 16, 2011

Mahasiswa ITB Juarai Kompetisi Robot AS


Syawaludin Ramatullah, Samratul Fuadi, Aslih Damaetri dan Dody Suhendra merupakan empat mahasiswa ITB yang mengharumkan Indonesia dalam kompetisi robot internasional di Amerika Serikat pada 9-10 April 2011 lalu. Dua tahun mereka habiskan untuk untuk menciptakan robot pemadam kebakaran yang dinobatkan sebagai juara.

Syawaluddin menjelaskan riset robot ini dimulai sejak akhir 2008 dan menghabiskan dana riset hingga Rp60 juta. Sedangkan dana untuk membuat robot berkaki enam seberat menghabiskan biaya Rp20 sampai 40 juta.

“Biaya membangun robot yang hitam menghabiskan biaya Rp20 juta sedangkan yang merah Rp40 juta. Yang merah memang lebih mahal karena kualitas perangkatnya lebih bagus,” ucap Syawaluddin, di Bandung, Kamis, 14 April 2011.

Kedua robot ini menggunakan prosesor Atmell sebagai micro controller atau ‘otak’ dari robot tersebut. Program-program seperti gerakan dimasukkan ke dalam prosesor tersebut.
Robot-robot ini menggunakan prinsip kelelawar untuk bergerak. Untuk sensor gerak, kedua robot tersebut memancarkan suara ultrasonik, pantulan dari suara tersebut akan diolah robot untuk mengukur jarak ruangan agar tidak menabrak.

Sedangkan untuk melacak sumber api, kedua robot tersebut dipasang sensor ultraviolet dan infrared masing-masing sebanyak lima buah. Sedangkan untuk engsel kaki bergerak, kedua robot menggunakan motor servo yang diimpor dari Singapura.

"Motor servo itu satunya mencapai Rp1,1 juta. Sedikitnya satu robot membutuhkan 22 motor servo untuk bergerak dan sebagiannya untuk cadangan. untuk motor servonya saja sudah sekitar Rp22 juta sendiri," jelas Syawaluddin.

Kusprasapta Mutijarsa, pembimbing tim robot Indonesia menjelaskan, kedua robot tersebut harus diset ulang setibanya di Amerika. Perbedaan cuaca yang signifikan antara Indonesia dengan Hartford, Connecticut, Amerika Serikat membuat sensor-sensor tersebut harus dioprek.

"Sewaktu tiba di Amerika, sensor sempat macet karena perbedaan suhu. Perbedaan suhu sedikit saja berpengaruh terhadap sensor robot untuk mencari sumber api. Untuk itu selama dua hari waktu sebelum bertanding kami melakukan setting ulang terhadap sensor dan melakukan latihan di kamar hotel," ungkap pria yang biasa disapa Sony ini.

Samratul Fuadi, mahasiswa lain dalam tim robot ITB mengaku, setibanya di Amerika Serikat, mereka sempat minder melihat robot-robot yang menjadi pesaingnya dalam kontes tersebut. Fuadi bahkan melihat kontingen dari Portugal membuat robot unik yang menggunakan iPhone sebagai prosesor dan sensornya.

"Robotnya unik dan canggih karena menggunakan iPhone tapi ternyata saat bertanding gagal menjalankan misinya. Kelebihan robot kami lebih cepat berjalan dan bergerak presisi, mungkin karena risetnya selama dua tahun," ucap Fuadi.

Zarqun, merupakan robot generasi ketiga sedangkan Yaqun merupakan robot generasi keempat yang khusus dibuat untuk mewakili Indonesia di kontes tersebut.

______________

These robots will use the principle of bats to move. For the motion sensor, both the robot emits ultrasonic sound, the reflection of sound will be processed robot to measure distances to avoid crashing into the room.

READ MORE - Mahasiswa ITB Juarai Kompetisi Robot AS

Sunday, June 13, 2010

Andre Surya – Nama Lokal, Prestasi Internasional!

Andre Surya

Iron Man, Terminator Salvation, Star Trek.

Penggemar film atau bukan, hampir semua orang mengenali judul film-film box office di atas. Tapi tahukah Anda bahwa salah satu yang ikut “bertanggung jawab” atas kecanggihan special effects film-film tersebut adalah seorang anak muda asli Indonesia?

Perkenalkan, Andre Surya.
Namanya muncul di kredit film Iron Man, Star Trek, Terminator Salvation, Transformers: Revenge of the Fallen, dan Iron Man 2, sebagai Digital Artist. Dia juga terlibat dalam pengerjaan film Indiana Jones and the Kingdom of the Crystal Skull, Surrogates, dan Transformers: Revenge of the Fallen.

Pria kelahiran Jakarta, 1 Oktober 1984 ini adalah satu-satunya digital artist asal Indonesia di divisi Industrial Light and Magic (ILM) Lucasfilm Singapore. Lucasfilm sendiri adalah salah satu production company tersukses di dunia, yang didirikan tahun 1971 oleh George Lucas, sutradara Star Wars.

Pria yang kini berdomisili di Singapura ini sekarang sedang sibuk mengerjakan proyek film besar yang rencananya akan dirilis dalam waktu dekat. Tapi ia masih menyempatkan diri untuk berbincang dengan editor Yahoo! Indonesia supaya Anda semua bisa mengenalnya lebih dekat.

Coba ceritakan siapa itu Andre Surya.
Saya lahir di Jakarta, 1 Oktober 1984. Lahir dan dibesarkan di kota ini. Selain hobi main bola, saya juga punya ketertarikan di bidang 3D. Saat ini saya single dan tinggal di Singapore, bekerja di divisi Industrial Light and Magic Singapore di bawah Lucasfilm Singapore.

Somewhere in the Sky, karya Andre yang banyak memenangkan penghargaan

Belajar 3D dari mana?
Saya dulu kuliah di Untar, ambil jurusan Desain Komunikasi Visual. Tapi kemudian saya dapat kesempatan untuk kerja di Polaris 3D, sebuah perusahaan advertising and architectural visualization di Jakarta. Setelah itu saya memutuskan untuk terus bekerja dan nggak melanjutkan studi saya di Untar. Jadi saya di Untar cuma satu tahun, terus lanjut ke Kanada untuk ambil diploma di bidang Film and Special Effects di Vanarts, sebuah sekolah film di Vancouver. Tapi sebagian besar pengetahuan dan keterampilan 3D justru saya pelajari sendiri tanpa training dan sekolah. Saya udah mulai mempelajari Computer Graphic sejak kelas 1 SMA. Jadi kalo dihitung, kira-kira 10 tahun yang lalu.

Apa aja prestasi yang udah pernah kamu capai?
Saya beberapa kali memenangkan penghargaan, baik lokal maupun internasional. Contohnya, gambar buatan saya yang berjudul Somewhere in the Sky pernah ditampilkan di CGOVERDRIVE, konferensi Computer Graphic terbesar di Asia. Gambar itu juga memenangkan Excellence Award di buku Elemental 2 terbitan Ballistic Publishing dan Best Artwork Awards di Indocg Showoff Book, sebuah buku kumpulan CG art Indonesia. Lalu gambar saya yang berjudul City of Enhasa juga memenangkan juara satu di Future World Contest di www.3dkingdom.org

Jelaskan dong seperti apa pekerjaan seorang digital artist.
Digital artist mengerjakan banyak hal seperti modelling, layout, lighting, dan compositing.
Modelling itu proses pembuatan model itu sendiri, seperti mobil, robot, dan sebagainya. Layout itu proses matching camera CG (computer graphics) dengan background aslinya. Lighting itu proses kreatif agar 3D yang di-produce terlihat menarik dan menyatu dengan background-nya aslinya dalam scope posisi cahaya. Sedangkan compositing itu proses penyatuan semua elemen yang ada.

Di dalam sebuah film, rata-rata ada lebih dari 70 orang digital artist, terutama bila film itu skala besar, seperti Iron Man 2. Saya bekerja dalam tim yang masing-masing punya skill dan role sendiri.

Apa yang membuat kamu tertarik untuk bekerja di bidang ini?
Karena ini hobi saya. Saya suka banget mengerjakan 3D dan saya juga dari dulu memang ingin bekerja di industri film. Buat saya ini adalah pekerjaan impian. Waktu masih kuliah, kadang-kadang saya mengkhayal bagaimana rasanya mengerjakan visual effects untuk sebuah film besar dan melihat nama kita muncul di credit title film itu. Sekarang semuanya udah benar-benar terwujud. It’s simply a dream come true!

Apa film pertama yang kamu kerjakan?
Proyek feature film pertama saya itu Iron Man. Film ini juga yang saya anggap sebagai batu loncatan. Di situ saya ngerjain bagian lighting saat Iron Man terbang pertama kali.

Bagaimana ceritanya sampai bisa bekerja untuk Lucasfilm?
Ceritanya lumayan panjang sih, dan nggak gampang juga. Sederhananya begini deh. Sejak wawancara pertama sampai akhirnya saya diterima kerja di Lucasfilm itu membutuhkan waktu sekitar 6 bulan. Awalnya saya wawancara di Ottawa, Kanada, lalu wawancara lewat telepon oleh Lucasfilm Singapore, lalu ada wawancara kedua, dan baru setelah itu lah saya dikabari bahwa saya diterima.

Waktu itu memang melamar ke Lucasfilm?
Saya ngelamar di Lucasfilm US sewaktu saya sudah lulus sekolah tapi dikarenakan visa kerja US yang cukup sulit dan mereka membuka studio di Singapore maka saya ditransfer kesana. Ada beberapa orang Indo yang kerja di Lucasfilm Singapore, terutama di bidang IT, games, dan TV series, tapi di bidang Visual effects untuk feature film (ILM), artistnya sekarang ini hanya saya satu-satunya yang orang Indonesia.

Apa keterampilanmu yang paling dibanggakan?
Saya paling suka lighting, dan and I feel that it’s my best skill.

Dari semua film yang pernah kamu kerjakan, yang mana yang paling berkesan?

Yang paling exciting adalah Transformers: Revenge of the Fallen, soalnya sebagian besar tugas saya di proyek itu adalah mengerjakan lighting.

Apa suka dan duka yang dialami sebagai digital artist?

The best part is, kamu melakukan hal yang paling kamu sukai, dan dibayar untuk itu. Plus, melihat nama kita terpampang di credits sebuah feature film ternama itu benar-benar hal yang tak ternilai. Kekurangannya…, jujur aja saya nggak bisa menemukan apa nggak enaknya jadi digital artist. Jadi jawabannya: there is no worst part of being digital artist for me.

Apa film favorit kamu?
Sampai saat ini sih Avatar masih jadi film favorit saya. Secara teknologi juga film ini yang menurut saya paling oke. Saya ingin suatu hari nanti bisa terlibat dalam proyeknya James Cameron.

Saat ini 3D sedang jadi trend di industri film. Menurut kamu, sampai berapa lama ini akan bertahan?
Saya rasa 3D akan bertahan cukup lama dan masih akan jadi trend hingga 10 tahun ke depan, atau bahkan lebih.

Menurut kamu, mungkinkah filmmaker Indonesia membuat film 3D dengan kualitas baik?
Saya yakin bisa. Saya sendiri kenal beberapa orang Indonesia yang sangat berbakat dan skill mereka juga bertaraf International. Mereka bekerja di perusahaan-perusahaan besar di bidang 3D di luar negeri. Kalau saja mereka semua balik ke Indonesia dan membuka satu perusahaan dengan kualitas standard International, dengan bakat dan skill yang mereka punya, saya rasa sangat memungkinkan bila Indonesia menghasilkan film-film dengan kualitas standard International.

*Ingin tahu lebih banyak tentang Andre Surya? Silahkan cek situs pribadi Andre Surya di http://www.as07.com atau langsung kirim email ke as07@hotmail.com

sumber

READ MORE - Andre Surya – Nama Lokal, Prestasi Internasional!

Ini dia! Seorang wanita di balik kesuksesan Facebook!


Sheryl Sandberg namanya. Dia tak seterkenal Mark Zuckerberg, biliuner muda yang mendirikan Facebook dari kamar kosnya saat kuliah di Universitas Harvard. Dia cantik. Umurnya 40 tahun. Tubuh dan dandanannya bak model. Majalah Vogue pernah memamerkan kecantikannya. Tapi siapa sangka Sandberg adalah jantung bisnis Facebook.

Saat Facebook kebanjiran anggota dan tak bisa menciptakan aliran uang, Sandberg datang. Dialah yang menyalakan mesin uang situs pertemanan yang kini jumlah anggotanya mencapai hampir 500 juta orang–20 juta orang di antaranya berasal dari Indonesia–itu.

Dia baru bergabung dengan Facebook pada 2008 setelah bertahun-tahun membantu Google membuat bisnis multibiliun dolar. Facebook adalah situs pertemanan gratis, tapi menghasilkan banyak duit. Di sinilah kecerdasan Sandberg. Sejumlah analis mengatakan Sandberg telah mendatangkan pendapatan US$ 1 miliar (Rp 9 triliun) pada 2009.

Menurut perusahaan riset Internet comScore, Facebook telah menayangkan 176 miliar iklan banner pada triwulan pertama tahun ini. Jumlah itu melebihi iklan di situs web mana pun, termasuk Google dan Yahoo!.

Sandberg. Ya, siapa percaya dia adalah pencium duit iklan yang andal. Melihat fotonya di majalah Vogue, orang tak akan percaya dia adalah chief operating officer situs jejaring sosial. Tak ada tampang dia maniak gadget. Dalam foto, dia memakai gaun merah tanpa lengan yang anggun. Vogue memberi judul “Apa yang Dia Lihat pada Revolusi”.

Di majalah itu juga tertulis betapa dia adalah wanita yang pintar mencari duit, peduli kepada keluarga, tapi tak lupa pesta. Kombinasi yang rumit, bukan?

Vogue menulis, “Setelah satu jam bubaran kantor, di sebuah Kamis malam, dia menyambut 40 tamunya yang datang untuk makan malam. Beberapa saat sebelum tamunya tiba, Sandberg masih sempat meninabobokan dua anaknya yang belum sekolah, lalu menghilang. Dia muncul kembali dengan gaun tanpa lengan Calvin Klein dan sepatu bot Prada hitam.

Mark Zuckerberg bukan karena tergoda oleh kecantikan Sandberg meminta dia hengkang dari Google. Sandberg turut membesarkan Google. Google bisa mengail iklan karena menciptakan sistem yang membuat pemasang iklan bisa membidik target pasarnya dengan tepat. Itu dilakukan Google saat orang melakukan pencarian kata kunci tertentu. Atau saat Anda menerima surat elektronik dengan subyek tertentu, iklan GMail akan menyesuaikan dengan kata kunci di subyek tersebut. Iklan baris di Google bukanlah barang mati. Dia hidup. Muncul mengikuti kebiasaan sang pengguna Google atau Gmail.

Cara itu pulalah yang dipraktekkan di Facebook. Saat tiga teman Anda suka Pizza Hut, maka saat Anda membuka Facebook, akan disodori iklan yang berkaitan dengan piza. Dengan cara ini, pemasang iklan bisa lebih efisien membidik pasar. “Orang biasanya suka membeli karena rekomendasi teman, para pemasang iklan tahu soal itu,” kata Sandberg.

Kecerdasan Sandberg itulah yang mestinya menular ke para pendiri dot com Indonesia. Inovatif saja tak cukup. Perlu sentuhan agar inovasi itu bisa “menjual”. Mudah-mudahan saja kecerdasan serupa muncul pada situs-situ kreatif asli made in Indonesia, seperti Koprol. Koprol belakangan ini sedang “hot”. Mereka baru saja diakuisisi oleh Yahoo!. Situs jejaring sosial yang didirikan Satya Witoelar dan kawan-kawan itu adalah situs pertemanan berbasis lokasi. Jadi, orang bisa tahu siapa saja temannya yang ada, misalnya, di Senayan City. Situs ini hadir lebih dulu ketimbang Foursquare, situs serupa asal Amerika yang kini sedang populer di Indonesia.

Setelah diakuisisi Yahoo!, siapa tahu kecerdasan ala Sandberg menular ke Koprol. Juga ke situs-situs Indonesia lainnya. Betapa menyenangkannya melihat banyak orang pintar seperti Sandberg (apalagi juga cantik).
READ MORE - Ini dia! Seorang wanita di balik kesuksesan Facebook!

Tuesday, May 25, 2010

Pantang Menyerah! Bergelar Sarjana di Usia 99 Tahun!


GHANA - Tetap mampu berpijak di usia 99 tahun adalah momen emas. Keemasan itu semakin lengkap saat Akasease Kofi Boakye Yiadom berhasil meraih gelar sarjana menjelang usia satu abad.

Yiadom tampak bahagia dalam balutan topi pet dan toga sarjana. Wajahnya dihiasi senyum kemenangan. Bukan sekadar kemenangan karena baru saja menerima gelar sarjana. Senyum Yiadom adalah pembuktian bahwa dia sanggup merajut kebahagiaan pada usia 99 tahun.

Tidak banyak orang yang masih bisa bertahan hingga mencapai usia hampir satu abad. Kalaupun ada, barangkali kondisi fisik dan mental sudah tidak setangguh saat masih berusia 30-an. Namun, Yiadom tidak berada di dua posisi tersebut.

Menjelang usia satu abad, dia masih sehat dan tangguh. Bagi Yiadom, usia yang menua bukan halangan untuk melakukan sesuatu. Badannya memang sudah tidak setegap dulu, namun Yiadom masih sanggup berjalan dan belajar di sekolah bisnis Universitas Presbyterian.

Dia berhasil meraih gelar sarjana dari sekolah bisnis tersebut pada usia 96 tahun. Tahun ini, kebahagiaan kembali menyelimuti kehidupan Yiadom. Beberapa waktu lalu, veteran Perang Dunia II ini dikukuhkan sebagai sarjana dari sebuah universitas di Ghana. Dia terlihat menonjol di antara barisan calon sarjana.

Ketika Yiadom berjalan menuju podium, semua mata pengunjung gedung tertuju pada sosoknya. Tekad Yiadom untuk menuntaskan pendidikan tidak pernah melebur. Dia selalu bersemangat untuk mempelajari sesuatu. Setiap hari Yiadom membaca buku dan menyisihkan waktu luangnya untuk berdiskusi dengan praktisi pendidikan.

"Usia memang akan berakhir, tetapi pengetahuan tidak kenal akhir," katanya kepada reporter CNN.

Yiadom tetap punya mimpi walaupun usianya sudah menginjak 99 tahun. Dia ingin terus belajar dan mengasah kemampuan otak. Dia menekankan kepada diri sendiri untuk selalu berpikir positif. Menurut Yiadom, jika seseorang mampu membangun pikiran yang positif, dia bakal meraih kemenangan yang sesungguhnya.

"Selama otakmu bekerja dengan baik, semua inderamu juga akan bekerja dengan baik," paparnya.

Beberapa saat setelah dikukuhkan menjadi sarjana, Yiadom sempat diwawancarai koresponden CNN. Dia berbicara tentang mimpi dan harapannya terhadap generasi muda Ghana. Dia berharap, sarjana asal Ghana bisa mengejar kualitas kehidupan yang lebih baik.

Yiadom meminta sarjana asal Ghana untuk memburu pekerjaan di kawasan yang menjanjikan penghasilan baik. Namun, beberapa sarjana justru memilih tetap tinggal di Ghana. Mereka merasa lapangan kerja di Ghana cukup menjanjikan, setidaknya untuk memnuhi kebutuhan harian. Ghana bukan Ghana yang dikenal dulu.

Kini, Ghana menyediakan peluang kerja yang lebih beragam dari masa lampau. Sejumlah kecil sarjana memilih untuk keluar dari Ghana. Beberapa orang melanjutkan pendidikan di daratan Eropa. Joshua Odame adalah salah satunya. Dia memutuskan terbang ke Inggris untuk menempuh kuliah S2.

"Jika lulus nanti, saya akan kembali ke Ghana. Saya akan memperbaiki kehidupan di Ghana," papar Odame.
READ MORE - Pantang Menyerah! Bergelar Sarjana di Usia 99 Tahun!

Kisah Sukses Seorang Petani Di Zambia

Elleman Mumba

Rata PenuhZAMBIA - Dicurigai Pakai Juju (sejenis sihir), Kini Jadi Panutan Petani Zambia Tak perlu ikut ajang pencarian bakat atau membuat kontroversi untuk jadi terkenal. Elleman Mumba, yang seorang petani, kini telah menjadi selebriti yang dipuja di negaranya, Zambia.

Apa yang dilakukannya? Mumba tak menyangka jika dia tiba-tiba menjadi buah bibir dan dicari banyak orang di Zambia. Bak selebriti, nama pria berusia 54 tahun ini menghiasi halaman depan surat kabar dan televisi.

Beritanya macam-macam. Ada yang positif adapula yang negatif. Kemampuaannya yang sangat ilmiah dan jauh dari kata magic, sihir atau pun ilmu hitam, tapi hasilnya justru melimpah.

Lalu apa rahasia Mumba? Conservation farming atau pertanian dengan dasar konservasi yang telah mengubah hidup Mumba dan kemudian seluruh wilayah Shimabala, Lushaka, ibu kota Zambia.

"Mereka mengatakan saya menggunakan juju untuk ladang pertanian. Saya sangat sedih tapi saya tahu mereka salah karena saya tidak menggunakan sihir," papar Mumba.

Sekitar 12 tahun lalu, hidup Mumba seperti petani Zambia kebanyakan, dia miskin, terbelakang dan bahkan tak punya sapi untuk membajak sawah. Dia pun harus menunggu punya uang agar bisa menyewa sapi, artinya semakin lama dia mengumpulkan uang, maka makin lama pula dia bisa menanami ladangnya.

Padahal, setiap kali pembajakan ditunda sehari maka potensi gagal panen akan bertambah menjadi 1%. Menyadari ketidakberuntungan nasibnya, Mumba tidak tinggal diam. Dia mencari cara untuk terus menerus memperbaiki nasibnya.

Beruntung, Mumba memiliki istri yang cerdas. Esther, yang pernah mendapat pelatihan soal pertanian, lalu menyarankan agar suaminya itu bertanam dengan cara conservation farming. Pada 1997, Mumba pun memulai revolusi secara diam-diam.

Seperti prinsip yang diminta Coservation farming yaitu 'doing less to get more', Mumba tidak menanami seluruh lahan pertaniannya tapi hanya 1/10 bagian saja. Ternyata, cara ini suskes mengurangi erosi yang biasa mengakibatkan tergerusnya nutrisi di dalam tanah.

Dengan hanya menanam sedikit, tanah disekitarnya mampu mencegah erosi sehingga nutrisi dalam tanah tetap terjaga dan jagung yang ditanam pun tumbuh begitu subur.

"Musim pertama saya bisa memanen 68 kantung jagung, itu cukup untuk menghidupi keluarga dan membeli empat binatang ternak," ucap Mumba dengan bangga.

Saat musim kemarau tiba, Mumba justru bekerja membajak sawahnya dengan chaka hoe, sejenis cangkul yang biasa digunakan di Afrika. Dengan alat itu pula, Mumba membuat kolam untuk persediaan air sehingga dia bisa langsung menanam biji saat musim hujan datang.

Kendati harus bersusah payah, usahanya ini toh sukses besar karena kolam mungil yang digalinya berfungsi sangat baik.

"Ini bukan soal juju. Ini hanyalah bagaimana Anda memelihara air jadi saat air hujan sedikit pun, Anda tetap memiliki persediaan air untuk tanaman Anda," ucapnya.

Ada satu rahasia lagi dari metode Mumba yakni ditanamnya pohon-pohon Musango di ladangnya. Daun-daun pohon ini sangat bermanfaat saat rontok karena bisa dijadikan kompos alami.

Mumba kini bisa tersenyum lebar karena metode uniknya kemudian diikuti 160.000 petani. Orang kini mengagumi dia karena kecerdasannya bukan lagi berdasarkan kecurigaan semata.
READ MORE - Kisah Sukses Seorang Petani Di Zambia

Friday, May 14, 2010

Ini Dia Alasan Sri Mulyani Pindah ke Bank Dunia!


Apa alasan yang membuat Sri Mulyani Indrawati rela pindah kerja ke Bank Dunia? Ini jawabannya.

"Kadang-kadang dalam kondisi tertentu, sesuatu itu perlu brake, perlu change. Ada perlu waktu konsolidasi keluarga, juga private life," kata Sri Mulyani di sela temu wartawan di kediamannya, Jakarta, Kamis 13 Mei 2010.

Keputusan ini diambil setelah menimbang-nimbang banyak faktor termasuk salah satunya prinsip hidup Sri Mulyani.

"Saya tidak mau waktu saya sia-sia dalam posisi apa pun dalam melakukan karya," ujarnya.

Pekerjaan di Bank Dunia itu, menurut Sri Mulyani, menjadi suatu tantangan sendiri menarik dan penting untuk karier Sri Mulyani, termasuk dalam hal kepentingan Indonesia.

sumber
_______________________________

Ya iyalah mending keluar negeri ketimbang di negeri sendiri malah di obok² orang-orang yang selalu pada berebut kekuasaan! Hidup Bu Sri!
READ MORE - Ini Dia Alasan Sri Mulyani Pindah ke Bank Dunia!

Thursday, May 13, 2010

Masih SMA Sudah Jadi Teknopreneur!

Diane Keng, pendiri laman myweboo.com

Berwiraswasta tidak harus menunggu sampai lulus sekolah. Seorang remaja di Amerika Serikat (AS) menunjukkan bahwa dia bisa merintis jalan sebagai pengusaha kendati masih duduk di bangku SMA.

Dia bernama Diane Keng. Masih berumur 18 tahun, Diane bersama kakaknya Maret lalu sukses meluncurkan laman MyWeboo.com. Laman itu berguna membantu sesama remaja mengatur laman-laman favorit, termasuk situs jejaring sosial, ke dalam satu wadah.

Pada pameran Web 2.0 Expo di San Fransisco awal pekan ini, Diane memamerkan MyWeboo sekaligus berupaya menarik minat para investor untuk menanamkan modal mereka guna mengembangkan jaringan laman itu.

Layaknya seorang profesional, Diane sudah pintar mengatur waktu. Setiap pagi, gadis yang tercatat sebagai murid SMA Monta Vista di Kota Cupertino, negara bagian California, sibuk dengan berbagai pelajaran, termasuk kelas ekstra ilmu ekonomi terapan dan pemerintahan. Sore hari, Diane menjaga kebugaran dengan berlatih badminton.

"Usia, gender, dan minim pengalaman tidak membuat saya gentar untuk mengelola perusahaan," kata Diane seperti dikutip laman harian The Wall Street Journal. Bersama kakaknya, Steven (25), Diane berstatus sebagai pendiri (founder) MyWeboo. Dalam jabatan struktural, Steven berposisi sebagai Kepala Eksekutif Korporat (CEO), sedangkan Diane adalah Direktur Pemasaran (Marketing).

Dua bersaudara itu beruntung memiliki ayah yang berprofesi sebagai pebisnis investasi - yang rutin bolak-balik antara Beijing (China) dan Cupertino. Oleh ayahnya, Diane dan Steven diberi modal awal US$100.000.

Diane mengaku bahwa MyWeboo merupakan bisnisnya yang ketiga. Kali pertama dia berbisnis ketika masih berusia 15 tahun. Saat itu dia menggarap usaha sablon kaos.

Merasa tidak mendapat untung yang sepadan, Diane meninggalkan usaha sablon kaos dan mencoba mendirikan firma konsultan pemasaran produk remaja. Namun bisnis yang satu ini membuat Diane sulit membagi waktu untuk belajar dan bergaul. Maka, sejak Maret lalu dia bersama kakaknya mencoba peruntungan di bisnis jasa internet.

Diane pun beruntung tinggal dan bersekolah di lingkungan yang masuk dalam wilayah "Lembah Silikon" (Silicon Valley). Kawasan ini dikenal sebagai pusat produksi barang-barang berteknologi canggih dan sudah pasti banyak orang pintar yang tinggal dan bekerja di wilayah itu.

Silicon Valley pun dikenal sebagai penghasil sejumlah wiraswastawan belia. Salah satunya adalah Gurbaksh Chahal, yang membuka bisnis online di bidang iklan, Click Agents, saat masih berusia 16 tahun.

Dua tahun kemudian Chahal menjual perusahaannya senilai US$40 juta sebelum akhirnya membuka laman iklan baru, BlueLithium. Laman baru itu pun dia jual seharga US$300 juta ketika usia Chahal baru 25 tahun.

Lembah Silikon juga menghasilkan Kristopher Tate, yang di usia 16 tahun meluncurkan laman berbagi foto, Zooomr. Kini, di usia 22 tahun, Tate menjalankan sebuah perusahaan portofolio berbasis internet dari Tokyo.

Namun, para remaja pebisnis itu tidak langsung mereguk kesuksesan. "Selama dua tahun pertama mengelola Click Agents, saya mengorbankan masa muda," kata Chahal. Dia pun terpaksa drop-out dari sekolah untuk berkonsentrasi pada bisnisnya. "Saya tidur dan bekerja di kantor," lanjut Chahal.
READ MORE - Masih SMA Sudah Jadi Teknopreneur!

Thursday, October 15, 2009

Berdoa


kita berdoa bila kesusahan dan membutuhkan sesuatu, mestinya kita juga berdoa dalam kegembiraan besar dan saat rezeki melimpah (kahlil gibran)
READ MORE - Berdoa

Tuesday, March 10, 2009

7 Alasan Anda Harus Memulai Program Afiliasi

Ini salah satu yang bikin gw ikut bisnis afiliasi :

Oleh Bob Julius Onggo

Anda punya situs web? Terbiasa dengan komunikasi via email? Mengapa tidak yang satu ini yaitu dengan mengikuti program bisnis afiliasi? Yaitu untuk menambah uang Anda.

Ada begitu banyak kesempatan bisnis di Internet. Hampir semuanya memang membutuhkan dana. Tetapi, tidak dengan program afiliasi!

Berikut ini adalah 7 alasan mengapa anda harus mempertimbangkan untuk bergabung dengan progran afiliasi dari rumah anda.

1.Bergabung dengan program afiliasi tidak perlu mengeluarkan dana. Benar-benar tidak perlu! Anda dapat bergabung dengan sebuah program afiliasi tanpa harus mengeluarkan biaya dan dapat segera mempromosikan produk anda.

2.Sarana dan prasarana untuk pemasaran lewat internet sudah disediakan untuk anda. Sebuah situs web yang menawarkan program afiliasi yg 'bagus' pasti akan memberikan banyak sarana afiliasi pemasaran yang bersifat 'siap pakai'. Anda hanya tinggal meng- 'copy dan paste' dan memasukkan kode afiliasi anda. Kemudian, mulailah menjual.

3. Anda tidak butuh sebuah produk. Akan menghabiskan BANYAK waktu untuk mengembangkan produk anda untuk dijual secara online. Dengan program afiliasi, produk tersebut sudah ada di sana. Orang lain yang akan mengerjakannya, bukan anda.

4. Statistik afiliasi sudah disediakan sebagai bagian dari sistem mereka, karena Anda bergabung dengan program afiliasi. Anda tidak perlu pergi dan membeli perangkat lunak yang mahal untuk melacak penjualan anda karena pemilik produk sudah menyiapkannya untuk anda. Anda bahkan tidak perlu membayarnya, gratis!

5. Tidak dibutuhan waktu untuk memulainya. Kebanyakan bisnis butuh suatu waktu dalam fase 'start up'. Dengan program pemasaran afiliasi, maka anda tidak membutuhkan waktu 'start up' itu semua lagi. Pada waktu anda bergabung, anda dapat langsung menjual.


6. Anda tidak perlu kuatir lagi berkenaan administrasi penjualan dan dukungan teknis lainnya. Pemilik produk sudah akan mengurus proses penjualannya dan semua layanan purna jual. Yang hanya perlu anda kuatirkan adalah menerima cek afiliasi anda!

7. Anda tidak perlu kuatir untuk kontak langsung pelanggan Anda. Di dalam sebuah program pemasaran afiliasi, anda adalah seorang 'reseller' sehingga jika pelanggan mengajukan komplain mereka akan menghubungi pemilik produk, dan bukan anda.

Bergabung dengan program afiliasi sangat sederhana, mudah untuk mulai mempromosikan dan lebih daripada itu semua Anda tidak akan rugi atau harus memiliki modal. Jika salah satu program afiliasi tersebut tidak berjalan, anda dapat meninggalkannya dan bergabung dengan program afiliasi lainnya.

Bob Julius Onggo adalah Chief editor pada situs webnya, sekaligus sebagai pembicara di berbagai seminar dan forum pemasaran dan bisnis online, dan kolomnis tetap di majalah InfoNet sekarang InfoKomputer dan Bisnis Komputer serta pemulis di Majalah Warta Ekonomi juga artikelnya dijumpai di Majalah Profesi HRD serta di beberapa tabloid, surat kabar, dan majalah. Beliau juga sering menjadi pembicara tamu dari beberapa perusahaan maupun beberapa Universitas Terkemuka di Indonesia (http://www.bjoconsulting.com/)
READ MORE - 7 Alasan Anda Harus Memulai Program Afiliasi
Ping your blog in here