Slideshow

Artikel Terbaru

Pages

Saturday, January 23, 2010

Home » » Sopan santun di Ambang Maut?

Sopan santun di Ambang Maut?


Para peneliti dari Australia dan Swiss meyakini, bahwa penumpang asal Inggris yang menjadi korban tragedi Titanic pada tahun 1912, tenggelam bersama kapal lantaran sikap sopan santun mereka.

Teori itu terungkap usai ahli ekonomi dari Universitas Zurich Bruno Frey, dan teman sejawat dari Universitas Queensland Fakultas Teknologi, mempelajari latar belakang sosial dan ekonomi dari 2.200 kru dan penumpang kapal Titanic.

Seperti yang diberitakan APF, penelitian itu menyimpulkan bahwa penumpang asal Inggris memiliki kesempatan bertahan hidup 10% lebih besar dari warga negara lainnya. Sayangnya, para peneliti memperkirakan, akibat sopan santun dan tuntutan untuk bersikap layaknya kaum ningrat, ada kemungkinan para korban asal Inggris itu ‘kalah cepat’ meraih sekoci.

Kesimpulan lainnya, para korban asal Inggris lebih mendahulukan keselamatan wanita dan anak-anak---sebagaimana standardisasi norma sosial yang berlaku di negeri mereka.

Menariknya, menurut para peneliti, korban yang selamat kebanyakan berasal dari Amerika Serikat. Apakah itu berarti orang-orang dari Negeri Abang Sam jauh lebih tidak beradab ketimbang para gentleman asal Inggris? Tampaknya, kelakuan manusia saat berada di gerbang kematian, menjadi obyek penelitian yang menarik bagi Frey dan kawan-kawan. “Kami tertarik untuk mengetahui bagaimana sikap orang tatkala menghadapi masalah hidup dan mati,” aku Frey.

Sejatinya kapal Titanic dirancang sebagai kapal terbesar dan termewah yang pernah dibuat bangsa Inggris. Dengan tinggi 55 meter dan panjang 275 meter, kapal ini disebut-sebut sebagai kapal yang tidak mungkin tenggelam. Ironisnya, pelayaran perdana kapal Titanic ternyata juga mejnadi perjalan terakhir. Setelah menabrak gunung es raksasa, kapal mengalami kerusakan dan tenggelam di laut Atlantik.

Lantaran diperkirakan tidak mungkin tenggelam, kapal itu hanya dilengkapi dengan sedikit sekoci. Akibatnya, 1.500 orang tewas tenggelam di perairan es, termasuk para kaum bangsawan dan jutawan Inggris.



Artikel Terkait:

0 komentar:

Post a Comment

No Spam, ada spam saya hapus

Ping your blog in here